Daftar 6 Ulama yang Luas Keilmuannya yang Perlu Kita Ikuti di Youtube

oleh : Em Amir Nihat

Adanya internet telah memudahkan kita mencari informasi, salah satunya adalah informasi pengajian-pengajian, kajian, ceramah dan dakwah.

Fenomena ngaji online sudah menjalar walau kita harus mengakui kedalaman ilmu tetap ada di pesantren. Artinya mengaji secara langsung dengan ulama lebih direkomendasikan.

Kekhawatiran ngaji online muncul dikarenakan banyak orang yang aslinya tidak mumpuni menjadi ulama sok-sokan jadi ulama sehingga ceramahnya bukannya bikin adem malah bikin marah dan pecah. Apalagi hari ini gelar ustadz sudah menjamur sedemikian rupa tanpa pernah kita mau menimbang ulang keilmuwan mereka. Didapat dari sanad dan mengaji yang benar atau hanya hafalan comot Qur’an hadits terjemah saja.

Problem ini yang dirasa penulis membuat khawatir bagi umat sehingga penulis membuat daftar ulama yang sudah teruji, mumpuni dan jelas sanad keilmuwannya. Tentunya ulama ini yang diketahui oleh penulis sehingga barangkali ada ulama lain yang bagus tetapi belum diketahui sehingga penulis minta saran dan kritik barangkali ada lagi ulama hebat di Indonesia.

Daftar Ulama yang hebat dan sanad keilmuwannya jelas yang bisa kita temui di youtube :

.

.

.

1. K.H. Abdul Qoyyum Mansur ( Gus Qoyyum )

Gus Qoyyum saat ini merupakan pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Beliau menggantikan ayahandanya K.H. Mansur Kholil yang wafat pada 2002 silam.

Kiprahnya di masyarakat cukup banyak. Tidak hanya mengisi pengajian rutin di pesantrennya, beliau juga menyampaikan nasihat pernikahan, pengajian umum, juga tablig akbar, di berbagai penjuru kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Tak jarang beliau juga menjadi pembicara pada seminar-seminar di berbagai kampus, sekolah, pesantren, dan instansi pemerintah.

.

.

.

2. KH. Ahmad Bahauddin Nursalim Al-Hafidz ( Gus Baha )

putra seorang ulama’ ahli Al-Qur’an, yakni KH. Nursalim Al-Hafizh, dari Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah, sebuah desa di pesisir utara pulau Jawa. KH. Nursalim adalah murid dari KH. Arwani Al-HafidzKudus dan KH. Abdullah Salam Al-Hafidz Pati.

Dari silsilah keluarga ayah beliau inilah terhitung dari buyut beliau hingga generasi ke-empat kini merupakan ulama’-ulama’ ahli Al-Qur’an yang handal. Silsilah keluarga dari garis ibu beliau merupakan silsilah keluarga besar ulama’ Lasem, Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu yang pesareannya ada di area Masjid Jami’ Lasem, sekitar setengah jam perjalanan dari pusat Kota Rembang.

.

.

.

3. Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur

lahir di Paciran, Lamongan, 12 Februari 1951; umur 68 tahun adalah pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat di Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Kyai Ghofur merupakan keturunan ke-14 dari Sunan Drajat (Raden Qosim). Saat ini ia menjabat sebagai salah satu dewan penasehat Nahdlatul Ulama’ (NU) Jawa Timur sekaligus sebagai tokoh NU di Indonesia. Pondok pesantren yang diasuhnya merupakan satu-satunya pesantren peninggalan Wali Songo yang masih ada dan saat ini menjadi salah satu pesantren dengan jumlah santri terbanyak di Indonesia.

KH. Abdul Ghofur selain sebagai seorang ulama’, ilmuwan, dan pesilat, ia juga merupakan sosok pengusaha yang sukses. Selama kepemimpinannya yang merintis Pondok Pesantren Sunan Drajat sejak 1977, ia menjadikan pesantren dapat mandiri membiayai biaya hidup sehari-hari ribuan santrinya secara gratis dengan menjalankan berbagai perusahaan, misalnya penambangan kapur, penggalangan kapal laut, usaha pengrajin kayu, industri pupuk, peternakan sapi, usaha bordir dan konveksi kain, pembuatan air mineral “Aidrat”, jus “Mengkudu Sunan”, perkebunan mengkudu, pembudidayaan ikan lele, pembuatan madu asma “Tawon Bunga”, pembuatan minyak kayu putih, garam “Samudera”, radio Persada FM 97.2 MHz, Persada TV dan usaha-usaha lainnya.

.

.

.

4. Buya Yahya

Yahya Zainul Ma’arif (Arab يحيى زين المعارف) yang lebih akrab disapa Buya Yahya (lahir di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, 10 Agustus 1973; umur 45 tahun) adalah pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon.

Buya Yahya mendirikan Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren dengan nama Al-Bahjah yang pusatnya berada di wilayah Kabupaten Cirebon.

Al-Bahjah memiliki beberapa kampus, kampus utama yang beralamat di Jalan Pangeran Cakra Buana No. 179, Blok Gudang Air, Kelurahan Sendang, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, mulai dibangun pada Juni 2008. Al-Bahjah memiliki banyak unit usaha; ada minimarket AB Mart, Al-Bahjah Tour & Travel, Sekolah Dasar Islam Qur’ani (SDIQu) Al-Bahjah, SMPIQU al Bahjah, SMAIQu al Bahjah,Al Bahjah TV, Radio QU, Penerbit Pustaka Al-Bahjah dan masih banyak lagi. Berbagai unit usaha tersebut rata-rata digerakkan para santri, yang disebut Santri Khos, atau santri khusus. Santri Khos tak cuma bergerak dalam bidang dakwah maupun sosial, ada juga yang bertugas di dapur umum.
Pesantren ini kental dengan nuansa Nahdiyyin. Meskipun begitu, pesantren ini bukan milik ormas Nahdlatul Ulama.

Salah satu peraturan di Al-Bahjah, para santri diharuskan berbahasa Arab dalam keseharian. Bagi santri baru, diberi waktu tiga bulan untuk beradaptasi.

.

.

.

5. Habib Lutfi bin Yahya Pekalongan

Rasanya saya tidak akan memperkenalkan sosok ini sebab memang sosoknya sudah terkenal. Beliau adalah habib yang terkenal tawadu, keilmuannya yang luas dan santun dalam berdakwah.

Bagi yang tahu Habib hanya Habib Rizieq saja, barangkali bisa kalian dengar ceramah beliau ini.

.

.

.

6. Buya Syakur Yasin

Beliau dikenal sebagai teman Gus Dur sejak lama, namun tidak terkenal luas seperti nama-nama besar Cak Nur dan Quraish Shihab. Selain karena Buya Syukur baru kembali ke tanah air di awal tahun 90-an, Buya Syakur lebih banyak mengajar di kalangan masyarakat bawah khususnya di Indramayu dan Cirebon. Belakangan ini respon positif khususnya dari komentar netizen semakin banyak setelah ceramah-ceramah beliau diunggah secara teratur di akun youtube.

Sejak muda beliau sudah rajin menerjemahkan kitab-kitab berbahasa Arab mulai dekade akhir tahun 60-an. Kemudian, beliau mulai tinggal di negara-negara Eropa mulai tahun 1971 hingga tahun 1991.

Pendidikan akademiknya selama belajar di Timur Tengah dan Eropa sebenarnya bukan fikih. Pendidikan sarjananya adalah di bidang Kritik Sastra Objektif dengan objek penelitian novel-novel Yusuf as-Siba’i. Sementara tingkat strata 2 beliau belajar bidang Linguistik.

.

.

.

Semoga rekomendasi ini jadi sarana kita bahwa masih banyak ulama yang mumpuni yang keilmuwannya luas namun malah di youtube kurang terkenal daripada ulama yang hanya bikin panas, ilmunya tidak jelas dan terkesan bikin kisruh.

Silakan bisa cari ceramahnya di youtube. Kalian bisa menambahkan ulama idola di kolom komentar. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar