oleh : Em Amir Nihat
Oh arus deras peradaban dunia maya yang membanjiri otak dengan sampah – sampah
Oh akal yang diperkosa teknologi
Peradaban belatung menggelantung
Aku bertanya kepadamu dikala suara gemelagar mesin yang memecahkan telinga
Mengapa kita memikirkan hal – hal yang tidak harus kita fikirkan ?
Mengapa hari ini seolah hanya ada satu jalan fikiran ?
Siapa sebenarnya yang memainkan kita dan merubah hati kita menjadi boneka?
Bagaimana adek kita yang TK sibuk berfatwa dan menjadi ulama ?
Bahkan kita melupakan diri
Lupa keluarga, lupa asal usul, lupa agama dan melagukan kebingungan
Mana yang harus ditaruh di otak?
Mana yang harusnya kita taruh di tangan ?
Mana yang sebaiknya kita badankan ?
Suara nyanyian klasik tersayup – sayup riuh rendah
Jiwa – jiwa mematung sebelum mati di layar imaji
Terkapar aku di celoteh mimbar api
Semangat!!
SukaDisukai oleh 1 orang
ank2,org tua, kaya , miskin, apapun latar belakangnya jika sudah masuk ke ranah maya memang begitu, semuanya mendadak jadi singa, semuanya jadi penceramah2.
puisi yg relate dgn jaman ini.
SukaDisukai oleh 1 orang
Sangat mengerikan mas
SukaSuka