Belajar Makna “Subhanallah”

oleh : Em Amir Nihat

Tuan Guru KH. Muhammad Bakhiet dalam salah satu ceramahnya menjelaskan tentang makna dari “Subhanallah”. Secara bahasa Kata Subhanallah berarti Maha Suci Allah.

Subhanallah juga berarti Allah itu suci dzatNya, suci asmaNya dan suci sifatNya.

Pertama. Suci dzatnya bermakna Kita mensucikan Allah bahwa Allah bukan berupa benda. Bahwa dzat Allah tidak bergantung segala sesuatu. Allah tidak butuh tempat misalnya  di atas, di bawah, di kiri, di kanan, di depan, di belakang juga Allah bukan benda misalnya padat, cair , gas dan seluruh benda di alam semesta lainnya karena semua itu ciptaan Allah dan Allah tidak butuh semua itu. Sebelum adanya tempat dan sebelum adanya benda, Allah sudah ada. Misalnya ada ayat yang secara terjemah berarti Allah duduk di atas arsy itu bukan duduk seperti kita duduk. Allah tidak butuh arsy. Maka ayat itu kita taqwilkan sehingga berarti Allah menguasai arsy.

Terjemahan kata “Dzat” yang paling mendekati maksud yang benar adalah eksistensi. Istilah ini dibuat untuk menunjukkan sesuatu yang ada. Segala yang ada disebut dzat. Jadi, istilah Dzat Allah berarti keberadaan/eksistensi Allah itu sendiri, bukan hal lain yang behubungan dengan Allah.

Misalnya kata “Allah” diganti dengan Fulan, maka dzat fulan berarti sosok fulan itu sendiri, bukan warna kulitnya, bukan ukuran bajunya, bukan sifat-sifatnya dan bukan apapun yang terkait dengan fulan, tapi eksistensi si fulan itu sendiri.

Kedua. Suci Sifatnya bahwa kita mensucikan Allah dari sifat-sifat yang bukan sifatNya. Misalnya sifat lemah, sifat mengantuk, sifat mati, sifat tidur dll Allah terbebas dari sifat itu karena Allah Maha Hidup, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Allah tidak tidur dan tidak mengantuk dan Allah maha mengetahui segala hal serta semua terjadi atas izinNya. Semua ilmu berasal dariNya. Kita bisa lihat sifat – sifat Allah di ayat kursi. Disitu dijelaskan.

Ketiga. Suci AsmaNya bahwa kita meyakini bahwa Allah tidak akan menciptakan sesuatu itu sia – sia, pasti ada manfaatnya dan Apa saja yang diperbuat Allah itu Allah tidak dzolim misalnya ada orang diciptakan cacat. Itu Allah tidak dzolim karena terserah Allah. Dia yang menciptakan. Artinya segala ciptaanNya pasti Allah tahu yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Kita tidak mungkin bisa menjangkau ilmunya Allah.

Jika Allah memerintahkan hambaNya untuk beribadah itu Allah tidak butuh ibadah hambaNya. Jika seluruh manusia beribadah Allah tidak untung dan Jika seluruh manusia durhaka pun Allah tidak rugi. Ibadah akan kembali ke hambaNya masing-masing. Mudorot dan manfaatnya akan kembali ke hambaNya.

Perbedaan Allah dan makhluknya adalah semakin kita mengenal Allah maka akan semakin bingung kita karena akal manusia tidak akan bisa menjangkau Allah. Allah laisakamislihisyaiun ( Tidak ada satupun yang sama dengan Allah ). Kalau dalam khasanah Jawa kita mengenalnya dengan “Tan Kena Kinira
Tan Kena Kinaya” Tidak mungkin bisa dibayangkan dan tidak mungkin ada sesuatu yang sama denganNya sebaliknya semakin detail kita mengenali makhluk semakin tahu kita makhuk itu. Artinya Janganlah memikirkan tentang Allah sebab apa yang kita fikirkan itu pasti bukan Allah. Laisa kamislihi syaiun. Tidak ada satupun yang sama dengan Allah.

Semoga setelah membaca ini kita semakin sadar bahwa kita ini makhluk. Kita ini hanyalah Hamba Allah sehingga kita pun semakin yakin bahwa Allah Maha Suci.

Tinggalkan komentar