Ini Alasan Mengapa Kita Harus Membatasi Aktifitas di Dunia Maya

oleh : Em Amir Nihat

Tim Cook ( CEO Apple ) menceritakan tentang kekhawatirannya bagi pengguna yang memakai perangkat teknologinya terlalu sering atau dalam bahasa sehari-hari kita mengenalnya dengan scrolling. Entah itu medsos, game, buka aplikasi ,dsb. Ia mengatakan, teknologi seharusnya yang melayani manusia dan buka sebaliknya. 

Sejalan dengan hal itu  kreator mekanisme infinte scrolling di media sosial, Aza Raskin, memang pernah mengutarakan permintaan maaf atas temuannya. Ia menyesal dengan temuannya membuat mekanisme scrolling yang ternyata membawa dampak negatif. Awalnya, ia mengatakan, tujuannya membuat mekanisme tersebut adalah menciptakan pengalaman semulus mungkin untuk pengguna. Namun hal itu kini berubah menjadi alat untuk mengajak pengguna agar tetap online selama mungkin.

Zaman dulu kala siapa yang mendapati informasi entah itu lewat koran, tv, radio, dan buku lalu mengaktualisasinya menjadi gerakan membuat mereka menjadi tokoh peradaban. Tengok saja Ir Soekarno, Tan Malaka, Moh Hatta dsb beliau-beliau adalah orang yang cerdas dalam mengolah informasi sebab zaman itu kebutuhan sarana untuk mendapatkan  informasi masih minim.

Berbeda dengan sekarang dimana kita sudah masuk era informasi dimana setiap detik kita bisa mendapatkan informasi entah apapun itu. Maka menurut saya menjadi terbalik kini bukan siapa yang banyak informasi yang akan menjadi tokoh peradaban tetapi siapapun saja yang mampu mendapatkan informasi seefektif dan sepentingnya sajalah lalu mengaktualisasinya menjadi gerakanlah yang akan menang melawan zaman.

Jangan lupa juga bahwa di internet kini ada fitur algoritma dimana informasi yang keluar hanya menyesuaikan topik-topik konten yang disukai oleh setiap pengguna. Biasanya, konten yang muncul adalah yang sering dilihat oleh pengguna tersebut. Efek buruknya adalah kita hanya akan melihat hal menurut sudut pandang itu-itu saja dan kita akan terisolasi secara intelektual serta akan memunculkan efek ekslusif. Misalnya orang itu suka tokoh A lalu ia mengikuti akun media tokoh A dan juga pencarian tokoh A maka yang keluar adalah pembagusan citra atau informasi tokoh A saja. Bayangkan jika semua orang punya idola lalu setiap orang hanya melihat dari sudut pandang idolanya saja maka permusuhan, kebencian, chaos bisajadi berawal dari hal semacam ini. Maka, untuk mensiasati hal itu jangan terpaku pada satu tokoh cobalah ikuti media sosial yang netral yang moderat sehingga cara berfikirnya pun akan bijaksana dan tidak terkesan memihak.

Kembali ke aktiftas scroll. Saya jadi teringat nasihat buku “Seni untuk bersikap bodo amat” bahwa kita harus jujur kita tidak mungkin bisa mengubah atau ikut berperan di permasalahan kehidupan di dunia ini ( tentang kacau dan bobroknya dunia ini ) sebab terhalang jarak, ruang dan keadaan kemampuan kita maka daripada kita larut dan tidak bisa menyelesaikannya, lebih baik kita selesaikan permasalahan yang dekat dengan keseharian kita. Artinya kita bodo amat dengan informasi dunia luar dan mencoba memfokuskan diri pada permasalahan yang terdekat yakni dari lingkup pribadi,  keluarga dan pertemanan.

Purwakarta, 11 Desember 2021

Tinggalkan komentar