Utang dan Problemnya

oleh : Em Amir Nihat

Suatu hari Karsini ( nama samaran ) minta Juminten ( nama samaran ) untuk meminjamkan kartu namanya untuk berhutang ke jasa utang piutang karena Karsini ternyata sudah punya kartu nama yang sudah digunakan ke jasa itu. Ia berencana utang lagi karena keperluan mendesak. Katanya.

Juminten yang iba dan kasihan sama Karsini juga karena Karsini itu teman baiknya akhirnya meng-iyakan kartu namanya buat Karsini sebagai jaminan buat utang. Karsini berjanji akan bayar tiap bulan ke Juminten. Karsini akhirnya bisa utang lagi. Tak tanggung-tanggung ia berhutang sembilan juta rupiah.

Selang beberapa bulan ternyata Karsini macet mengirim uang buat saur utang ke Juminten.  Dengan berbagai alasan Karsini selalu berkelit. Masalahnya adalah nama Juminten tercantum di jasa utang piutang. Kini setiap bulan ia didatangi dept collector. Niat menolong malah ia kena getahnya. Ia stres. Pusing.

Sampai suatu hari ia mentok jalannya. Ia mendatangi rumah Karsini. Dan betapa ngerinya ketika Karsini ternyata hanya diam saja saat dimintai klarifikasi perihal utang dan ngerinya lagi suami Karsini membela istrinya. Juminten bagaikan jatuh tertimpa tangga. Ia dikejar-kejar dept colector, ia juga dituduh memfitnah Karsini.  Ditambah lagi Juminten ternyata tidak izin suami untuk memberi utang pada orang lain.

Mungkin dari kita ada yang mengalami hal semacam itu. Niat menolong orang buat utang malah si empunya amnesia dan kadang malah tanpa rasa berdosa seolah tidak ada apa-apa. Kita yang memberi utang stres setengah mati sedangkan dia biasa saja. Kita kesel dan marah. Kita mau menagih sungkan karena teman dekat. Akhirnya kita simpan perasan itu di hati. Dongkol.

Pelajarannya yang bisa diambil. Pertama. Banyak dari kita yang lupa asas utang piutang secara Islami dan biasanya hanya omongan saja tanpa kejelasan detail kapan bayar utangnya. Padahal di Islam, orang yang berhutang harus ada saksi dan ada nota tertulis kapan waktu bayar utangnya. Ini mungkin yang jarang kita lakukan dengan alasan sungkan padahal kalau ada masalah kita juga yang repot maka jalan terbaik memang harusnya tertulis diatas materai dan ada saksi. Semoga ke depan baik yang utang maupun yang memberi utang melakukan hal itu. Kalau perlu jelaskan dulu kepada yang mau utang dengan begitu asas kepercayaan ada.

Kedua. Kenali tipikal orang yang mau utang. Apakah ia benar-benar bisa kita percayai ataukah tidak. Apakah itu keperluan mendesak atau tidak dan andai itu keperluan mendesak dan bisa kita percayai maka berikanlah utang dan lakukan secara tertulis diatas materai dan bila perlu ada saksinya.  Ingat! Memberi utang termasuk amal soleh yang bernilai pahala besar karena disitu ada hubungan sosial yakni menolong orang.

Ketiga. Ketika sudah menikah urusan istri itu dalam jangkauan suami. Artinya andai ada keperluan perihal uang misalnya mengutangi orang harus izin suami dulu. Alangkah baiknya andai setiap bulan pengeluaran rumah tangga ditulis sehingga ada asas kepercayaan antara suami dan istri. Juga bisa dijadikan bahan muhasabah diri perihal pengeluaran harian rumah tangga. Mana yang sekiranya perlu ditambah dan mana yang sekiranya perlu dikurangi. Komunikasi sangat penting.

Semoga bermanfaat. Semoga menjadi bahan perenungan.

Purwakarta, 17 Agustus 2021

Tinggalkan komentar