Jangan Sampai Kita Dikendalikan oleh Televisi

oleh : Em Amir Nihat

Apa tujuan awal siaran televisi ? berita atau jualan.

Jualan itu bukan hanya barang bahkan informasi, debat, reality show, rumpi, gosip, berita, film dan sinetron. Semua itu bernilai jualan. Semua itu bernilai menjual alias laku sebagai tontonan masyarakat.

Jika masyarakat tidak bisa berdaulat sebagai penonton maka ia akan mudah baper dengan apa yang dia tonton. Menonton sinetron menjadi baper padahal itu cuma akting, pertanyaannya apa sih manfaatnya menonton sinetron. Lebih banyak mengisi waktu dengan positif atau malah hanya membuang waktu.
Jika ada berita, yang paling laku adalah yang lagi trending. Apalagi jika muncul disana dua opini yakni pro dan kontra. Maka akan semakin menarik dan menjual sekali. Terus kenapa setiap ada pro dan kontra, media berita selalu membawa dua hal yang pro-kontra itu ditemukan tanpa pernah berfikir untuk menyelesaikan hal tersebut. Justru dengan adanya itu, hanya akan membuat masyarakat pecah saling debat. Seharusnya setiap media atau berita itu tidak hanya menunjukan fakta tetapi diakhir, dia juga menawarkan solusi yang bijak. Jadi, akhirnya berita tidak mengambang yang justru hanya keluar sebagai opini belaka.

Lalu apakah hal tersebut bisa dilakukan, jika goal dari suatu penyiaran itu hanya orientasi pada penjualan bukan tontonan yang mendidik. Ironisnya, masyarakat juga kurang peka dengan hal ini. Setiap yang mereka tonton itu dianggapnya selalu bernilai 100% benar, padahal jika diukur secara jeli, hal itu masih bernilai kemungkinan. Kadang-kadang malah berita yang biasa dibuat didramatisir seolah-olah heboh, bisa lewat kata-kata yang dibesar-besarkan atau mencari suasana yang ujung-ujungnya masyarakat dibuat memilih antara pro atau kontra.

Akhirnya, penulis menyarankan supaya masyarakat juga penulis sendiri, untuk berdaulat dengan dirinya sendiri. Supaya bisa memilih dan memilah mana tontonan yang sekiranya mendidik, mana tontonan yang sekiranya malah merusak, mana tontonan yang sekiranya hanya membuang waktu, mana tontonan yang malah hanya menambah ricuh suasana dan lain sebagainya. Setiap kita harus jeli mengamati pola-pola yang dilakukan oleh media supaya kita tidak terjerumus oleh propaganda-propaganda media yang kebanyakan menyesatkan fikiran masyarakat.

16 tanggapan untuk “Jangan Sampai Kita Dikendalikan oleh Televisi

  1. Saya punya TV di rumah, udah lebih dari 6 bulan sejak pindah rumah sendiri ga pernah nonton TV, karena kabel tuk nyambunginnya ga ada..😁😁 asyik kan nonton youtube ceramah ustadz somad..acara tv ga ada yg menarik..😎

    Disukai oleh 1 orang

  2. Alhamdulillah sudah lepas dari tivi sejak 8th yg lalu. Sekarang memilih jadi kabuto yg mengisi diri dengan asupan yang bermanfaat saja bisa dari buku, internet, yutub channel pilihan. Tak lagi dikendalikab tayangan di tipi. Semangag

    Disukai oleh 1 orang

  3. Mantap.. Sama mas.. Q juga sudah gak ada tivi lagi 2thn ke blkng.. Stlh dipikir” punya tivi buat nonton bola doang karena bisa streaming jd tivi dibuang saja haha

    Suka

Tinggalkan komentar