BEDAH BUKU TUHAN MAHA ASYIK
oleh : Em Amir Nihat
Jika kalian mencari file pdf dari buku ini maka kalian tidak akan menemukannya. Bukan karena penulis males untuk menuliskannya tetapi ada hak cipta dan ada komisi yang jika buku ini dibeli maka akan berdampak kepada penulisnya. Istilah Mbah Tedjo itu Dapurku ngebul. Lain cerita jika buku ini didublikat dengan tanpa izin maka akan menjadi pasal-pasal pelanggaran dalam perizinan.
Tetapi jika kita mau belajar membedah, tentunya lewat cara pandang saya yang pasti berbeda dengan cara pandang penulis sebenarnya maka sah-sah saja dan boleh. Bukan berarti ini tidak penting, tulisan berikut akan memberikan konstruksi dasar supaya akhirnya pembaca mau untuk membeli buku yang aslinya. Bukan kopian apa lagi nyuri punya teman ya. Heuheuheu.
Buku “Tuhan Maha Asyik” karya Sujiwo Tedjo dan Dr.MN Kamba
Walau ceritanya memang cerita ala bocah tetapi sebenarnya memiliki makna atau kandungan ilmu kemakrifatan yang amat tinggi. Untuk pembaca yang memang tidak tertarik dengan dunia mistik sufi atau ilmu hakekat atau ilmu makrifat silakan tinggalkan saja atau jika pengin baca sih boleh-boleh saja hahaha. Ini buku buat orang-orang yang mempunyai IQ berbintang. Disebut begitu sebab pada akhirnya pembaca akan menyadari apa makna kehidupan ini dalam perspektif sufi yaitu kebersatuan dengan Tuhan. Buku ini juga menyentil para pemuka agama yang dengan sombongnya mengkapling surga. Seolah-olah Surga punyanya sendiri yang lain neraka.
PROLOG Dibuka oleh Pandita Mpu Jaya Prema
Bab Wayang
Yang bisa penulis tangkap dari prolog dan Bab Wayang adalah tentang peran wayang ada dalam diri manusia. Manusia seperti wayang atau lakon yang sedang digerakan atau dijalankan oleh sang dalang kehidupan yakni Tuhan. Manusia tidak bisa lepas dari itu sehingga perbuatannya sudah tercatat oleh Sang Dalang Kehidupan. Namun bukan berarti sebagai wayang lantas bebas semaunya sendiri, ternyata ada keseriusan dalam memerankan wayang karena kemauan Sang Dalang belum bisa kita pahami dan mengerti sehingga jalan yang diambil adalah mengikuti kanjeng Nabi sebagai manusia pilihan pemimpin para manusia dalam menuju Tuhan alias Sang Dalang.
Bab Marhaen
Setelah manusia mengerti bahwa ia sebenarnya adalah wayang atau lakon. Paling ditakutkan ketika manusia lupa pada esensi awal penciptaan. Manusia menjadi larut dalam lakon sehingga tidak mau mencari zat dari lakon tersebut. Penulis kemudian ingat kisah musyawarah para burung. Dimana untuk mencapai Tuhan para burung harus melepas jubah kebanggannya. Bukan pada wujudnya tetapi niat dalam memerankan lakon tersebut. Ada burung hudhud, burung angsa, burung elang dan sebagainya. Yang menyimbolkan manusia dalam kebanggaan atribut atau perannya. Silakan baca kisah para burung.
Bab cacing
Saya menangkap kata yang sangat menarik “Segala sesuatu mengalami perubahan. hanya Tuhan yang kekal dan abadi.” Jika diterawang ke angan-angan, memang benar bahwa seiring berjalannya waktu dan pengalaman hidup maka manusia akan memiliki perubahan. Cara berfikir bisa berubah, perilaku bisa berubah dan tujuan hidup bisa berubah. Namun ketika muncul kata mainstream yakni kebenaran orang banyak akan melemahkan yang bukan mainstream. Padahal letak mainstream itu bukan pada mainstream kejadiannya tetapi mindset setiap orang. Ingatlah bahwa kebenaran banyak orang belum tentu benar, kebenaran seseorang bisa saja benar tetapi yang pasti benar adalah kebenaran Tuhan. Sehingga mainstream atau bukan mainstream diharapkan menemukan kebenaran Tuhan.
Bab Zat
Dari pembacaan bab ini, saya menemukan pola-pola yang sangat indah dimana pemikiran-pemikiran yang disampaikan penulis buku tidak berbenturan dengan cerita. Melainkan menjadi rumus pemikiran terus menerus.Seolah-olah kita sedang dibuka untuk menemukan Tuhan. Sedikit demi sedikit, pemikiran akan muncul. Ini yang saya anggap sangat brilian. Pola yang teratur padahal ceritanya biasa saja. Namun buat pembaca yang mau berfikir akan menemukan bahwa buku ini bukan bacaan anak-anak SD walau ceritanya bocah-bocah. Buku ini justru sangat berat karena buku ini menjelaskan ilmu kemakrifatan yang tentunya memang kita harus membuka fikiran dan jeli dalam membaca buku ini. Dan setelah manusia menemukan fakta bahwa yang mutlak dan pasti benar adalah Tuhan maka manusia cukup mengambil hikmah dari setiap kejadian. Penguatan untuk percaya diri dan pasrah akan garis tangan Tuhan memperkuat cerita di bab ini.
Masih banyak bab-bab lain. Kurang lebih ada 28 bab. Saya sangat merekomendasikan bahwa buku ini sangat-sangat layak untuk dibaca. Saya memberi saran jika membaca buku ini harus dengan membuka fikiran dengan selebar-lebarnya dan hati yang juga lapang. Nikmati alur cerita dan cari makna dan inti dari cerita tersebut. Saya akan mengatakan bahwa jika kalian menemukan maknanya berarti IQ kalian berbintang dan jika tidak menemukan apa-apa dan malah hanya fokus kepada cerita, saya yakin kalian akan menyesal membeli buku ini. Buku ini untuk orang-orang yang mau membuka fikirannya. Menurut saya anak-anak TK dan SD tidak layak untuk membaca buku ini. Buku ini bacaan yang pas untuk anak-anak S3 dan paskasarjana serta orang-orang jancukers. Heuheuheu.
Aahh…pengen baca…
SukaDisukai oleh 1 orang
Beli dong hahaha
SukaSuka
Ntar klo k toko bku mw dibeli mas…drmh msh numpuk banyak yg belum kebaca. Hihi
SukaDisukai oleh 1 orang
Waduhh.. 😮
SukaSuka
Jancuk! Bukunya terbit sudah lama tapi saya belum bisa beli wkwk.. baru bisa mbaca serat tripama sama aku lala padamu
SukaDisukai oleh 1 orang
Beli dong.. jancukers sejati 💪
SukaSuka
pengen beli bukunya
SukaDisukai oleh 1 orang
Rekomended bngt pak.. layak dibeli
SukaSuka
kalau dalam bentuk ebook ada nggak ya mas
SukaSuka
Coba tanya Presiden Jancukers.. Sebagai Rakyat Jancukers saya g bisa jawab mas..
SukaSuka
Dalam sekali pembahasan ini
SukaDisukai oleh 1 orang
izin copas sebagian tulisannya kak
SukaDisukai oleh 1 orang
Silakan 🙏🙏🙏😁
SukaSuka